Saturday, 5 September 2015


Cara Membuat Bom Rakitan
Things You Need:
Cottoclarin. + LAS.
Na2SO4.
Na2CO3
STPP .
Enzym AR
Bioenzyme (Bintik Biru), dosis pemakaian secukupnya.
Meskipun demikian, kedua tipe itu ada kesamaannya: Bekerja Untuk Menghancurkan.! Penjahat bertujuan menghancurkan peradaban (teroris), dan tentara bertujuan menghancurkan penjahat. Tentara dan penjahat adalah dua jalah hidupan yang berbeda.
Seorang perakit bom yang canggih seringkali memadukan kualitas daya ledak dan TI. Karena itu bom yang canggih seringkali menggunakan pemicu jarak jauh, menggunakan telepon genggam dan sebagainya dan seterusnya…. Tapi Boom yang ingin kita bahas kali ini tidak memerlukan detonator, potasium dan teknologi yang tinggi lainnya. Meskipun demikian saya jamin kekuatannya luar biasa ampuh merontokkan target. (Agar tidak rancu, anda perlu melihat terminology Boom yang kami maksud di ujung posting)
Bahan yang diperlukan untuk membuat boom rakitan:
1. Bahan Aktif.
Bahan aktif ini merupakan inti pembuatan bom sehingga bahan ini harus ada dalam pembuatan.. Secara kimia, bahan ini dapat berupa Sodium Lauril Ether Sulfate (SLES). SLES ini dikenal dengan namaCottoclarin, texapone ataupun ulta SLES. Secara fungsional bahan mempunyai andil dalam meningkatkan kedahsyatan bom rakitan. Ciri dari bahan aktif ini mempunyai busa banyak dan bentuknya gel translucent (pasta). Selain SLES, bahan aktif dari bom adalah garam Linear Alkyl Benzene Sulfonat (LAS), bentuknya gel/pasta berwarna kuning muda. Fungsi LAS sama dengana Ulta SLES, sebagai bahan utama pembuatan bom, dengan LAS, maka bom akan lebih keset.
2. Bahan pengisi.
Bahan ini berfungsi sebagai bahan pengisi dari keseluruhan bahan baku pembuat boom. Pemberian bahan pengisi ini dimaksudkan untuk memperbesar atau memperbanyak volume boom. Keberadaan bahan ini dalam boom semata-mata dilihat dari aspek ekonomis tujuannya agar bom rakitan kita murah meriah. Bahan pengisi tersebut disini menggunakan Sodium Sulfat (NA2SO4).
3. Bahan Penunjang.
Salah satu contoh bahan penunjang bom adalah (Na2CO3) yang bentuknya serbuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi sebagai menambah daya. Keberadaan bahan ini dalam bom tidak boleh terlalu banyak, sebab dapat menimbulkan efek panas pada tangan. Bahan penunjang lainnya adalah STPP (Sodium Tripoly Posphate), kimia yang satu ini sering digunakan dalam bahan baku pupuk jenis tertentu.
4. Bahan Tambahan (aditif)
Bahan tambahan ini sebenarnya tidak harus ada di dalam pembuatan bom. Namun demikian, produsen mencari hal-hal baru untuk mengangkat nilai dari produk itu sendiri. Salah satu contoh bahan tambahan ini adalah Enzym AR. Bahan ini berbentuk serbuk putih yang berfungsi anti redeposisi).
5. Pemilihan Aroma.
Keberadaan bahan aroma ini sangat penting keberadaannya, sebab suatu bom dengan aroma yang baik, akan disukai pelanggan
6. Bahan tambahan untuk membuat bom yang kualitas istimewa:
Extrableach: 3-10%.
Lipozyme: 2-10%.
Protease: 2-10%.
Bioenzyme (Bintik Biru), dosis pemakaian secukupnya.
Komposisi kimia pembuatan boom:
1. Cottoclarin/Ultra Sles/Texapone 5-10% 2. LS:10%. 3. Na2SO4 10-20% 4. Na2CO3 35-50% 5. STPP 5-20% 6. Enzym AR 2-10% 7. Kimia Aroma.
Silahkan hubungi Toko Kimia Langganan anda. Sebagai informasi tambahan, Texapon (Na2SO4) dan (NaCO3) dibandroli dengan dollar oleh Bahtera Adi jaya. Masing masing 2 Dollar dan 3,2 Dollar per Kilogram. Sedang PT Cognis yang beralamat di Cimanngis jalan raya Bogor – Depok hanya melayani partai besar. Di toko grosir kimia Jakarta dan Bogor menjual Texapon bubuk dan Texapon Jel masing-masing kisaran 60 ribu perkilo dan 40 ribu perkilo. Bahkan Texapon import Jerman dihargai 150 ribu perkilo oleh Nauli Kimia, Bogor. Cukup murah/mahal membuat bom rakitan.
Peralatan yang dibutuhkan membuat bom: Wadah, pengaduk kayu, dan saringan bahan kimia. Untuk memproduksi bom dalam jumlah banyak bisa menggunakan alat POWDER MIXER.
Cara membuat Boom:
1.Cottoclarin + LAS diaduk rata.
2. Semua Bahan bahan serbuk diaduk rata.
3.(1) + (2) diaduk rata.
4. (3) + Bahan Tambahan .
5. Diayak dan dikeringkan.
6. Semprot dengan kimia aroma.
7. Dikemas dan siap dipasarkan.
Sebelum dipasarkan, sebaiknya uji dulu produk ini. Silahkan masukkan bubuk Boom kedalam rendaman cucian anda, atau mesin cuci anda. Jika Boom masih kurang balance dengan keinginan anda, pasti dosis kimia tertentu ada yang kelebihan atau kekurangan. Karena itu anda pasti sudah tahu bagaimana memperbaikinya. Saya berharap Boom anda benar-benar booming, dan pakaian anda benar-benar bersih dari noda. Saya harap boom yang telah selesai dirakit benar-benar dahsyat meluluh lantakkan noda yang membandel di pakaian anda. Satu lagi yang paling utama, bom ini tidak melukai orang lain, tidak meluluh lantakkan bangunan, dan tidak bisa dibuat jadi alat bom bunuh diri. Meski begitu, mengingat boom ini bernilai ekonomis, pasti akan cepat Meledak di pasaran...!
Selamat mencoba.
Boom yang dimaksud di sini adalah DETERGEN untuk mencuci pakaian.

Tuesday, 5 May 2015

Indikator Alami Asam Basa

Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan terasa pahit karena sampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam atau basa dengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang berbahaya. Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator.
Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah seharusnya menyediakan indior sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman.
Indikator pH dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger ayam (Celosia Cristata L), dan bunga tembelekan (Lantara Camara L) dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga tapakdara, jengger ayam dan tembelekan. Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan.
Pada pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan. Pada proses pemotongan bunga tidak dicincang melainkan dipotong kecil-kecil. Setelah bunga dipotong selanjutnya bunga dikeringkan dalam oven untuk mengurangi kadar air yang terkandung. Pengovenan dilakukan pada suhu 50ºC selama 15 menit. Pada suhu tersebut, pigmen bunga tidak berubah sehingga ketika dilarutkan akan menghasilkan warna yang mudah diamati. Apabila pengeringan dilakukan pada suhu lebih besar dari 50ºC maka warna bunga akan berubah karena karakteristik warna bunga awal hilang. Bunga yang sudah kering dimasukkan dalam stoples dan ditambahkan alkohol 70% sampai ± 0,5 cm di atas bunga lalu didiamkan semalam agar pigmen warna bunga larut dalam alkohol. Alkohol 70% sebenarnya merupakan etanol, yang dipilih sebagai pelarut selain dilihat dari sifat polarnya juga dilihat dari aspek ekonomisnya. Etanol lebih mudah didapatkan dan harganya lebih murah dibandingkan dengan jenis alkohol lainnya. Penggunaan pelarut untuk melarutkan bunga digunakan secukupnya karena apabila berlebihan maka larutan yang dihasilkan akan menjadi encer sehingga menyebabkan produk yang dihasilkan kurang baik. Setelah semalam, larutan disaring untuk mendapatkan filtratnya yaitu ekstrak bunga. Ekstrak bunga tersebut merupakan indikator cair. Kemudian indikator cair dituangkan dalam stoples lain dan disimpan dalam kulkas sampai akan digunakan. Cara penggunaan indikator cair yaitu meneteskan indikator tersebut pada larutan yang akan diuji pHnya. Larutan akan memberikan perubahan warna yang kemudian perubahan warna tersebut dicocokkan dengan warna pada trayek pH indikator tersebut. Masing-masing warna pada trayek pH memiliki pH yang berbeda setiap warnanya. Warna larutan yang sama dengan warna pada trayek pH menunjukkan bahwa pH larutan sama dengan pH pada trayek pH indikator tersebut.
indikator alami asam basa
Indikator alami asam dan basa lain yang mudah ditemui yaitu bunga sepatu, bunga Hidrangea, kol merah dan kunyit.
Dengan menggunakan indikator alami tersebut kita akan membuatnya dengan cara dibawah ini:
1. Cara pembuatan indikator alami dari bunga sepatu
Pilihlah beberapa helai mahkota bunga berwarna merah dari bunga
sepatu.
Gerus dalam lumpang dengan sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga merah tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
– Air suling (netral)
– Larutan cuka (asam)
– Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2. Cara pembuatan indikator alami dari bunga Hidrangea
Pilihlah beberapa helai mahkota bunga Hidrangea
Gerus dalam lumpang dengan sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga Hidrangea tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
– Air suling (netral)
– Larutan cuka (asam)
– Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna.
3. Cara pembuatan indikator alami dari kol merah
Haluskan sejumlah kol merah yang masih segar
Rebus selama 10 menit
Biarkan air kol merah menjadi dingin
Saring dalam stoples besar
Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:
– Air suling (netral)
– Larutan cuka (asam)
– Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
4. Cara pembuatan indikator alami dari kunyit
Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kain ke dalam mangkok kecil
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
– Air suling (netral)
– Larutan cuka (asam)
– Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
Indikator asam dan basa yang baik yaitu zat warna yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Nah itulah tadi tulisan saya tentang indikator alamai asam basa. Semoga tulisan Indikator Alami Asam Basa bisa bermanfaat bagi anda yang mencarinya.

Tuesday, 24 March 2015


A. Pengertian Asam Basa


Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tuesday, 24 February 2015

selamat datang di blog saya ,pertama saya ucapkan terima kasih karna sudi mengunjungi blog saya

selamat datang teman-teman semuanya di blog saya,pertama saya ucapkan terima kasih